karya ilmiah

Loading

Jumat, 13 Juli 2012

LAPORAN UJIAN AKHIR SMESTER KOMPUTER LANJUT

2. Berdasarkan angka NIM terakhir saya, maka file yang akan diolah adalah [GENAP.rec] 3. File hasil eksport Epidata ke SPSS berekstensi REC dengan nama file GENAP 4. File syntax GENAP dieksport ke SPSS dan disimpan dengan nama MUTIA ADE FATMI dan ekstensi SPS 5. File data [MUTIA ADE FATMI ] berisi 39 field dan 8390 record. Data kategorik sebanyak 24 field dan data numerik sebanyak 15 field 6. Simpan file syntax dengan nama yang sama dengan file data. Pastekan disini sintax tentang ADD VALUE LABELS variabel didik, kerja, pernah, ukurtb, fundus, tensi, tfe, tt, akseptor, ksepsi alasan, dan rencana * Pembuatan Value Label utk Data Kategorik . LIHAT SELENGKAPNYA

Senin, 23 Januari 2012

interaksi yodium dengan zat gizi lain


Interaksi Yodium dengan Zat gizi lain
Pendahuluan
Menurut Golden (1992), yodium termasuk dalam klasifikasi/kategori nutrient type I (pertama), bersama sama dengan zat gizi lain seperti besi, selenium, calcium, thiamine dll. Type I ini mempunyai ciri yang apabila kekurangan maka gangguan pertumbuhan bukan merupakan tanda yang pertama melainkan timbul setelah tahap akhir dari kekurangan  zat gizi tersebut. Tanda yang spesifik lah yang pertama akan timbul. Dalam hal kekurangan yodium, dapat menyebabkan gangguan akibat kekurangan yodium yang sering disebut Iodine Deficiency Disorder (IDD). Dalam type II, pertumbuhan akan terganggu terlebih dahulu, tetapi memberikan nilai penilaian biokimia cairan tubuh yang normal. Nutrient yang termasuk ini adalah potasium, natrium, zinc dll.
IDD adalah gangguan yang merugikan kesehatan sebagai akibat dari kekurangan yodium, yang kita kenal juga dengan singkatan GAKY. Kekurangan yodium pada tanah menyebabkan masyarakat yang hidup dan bertempat tinggal di daerah tersebut menjadi masyarakat yang rawan terhadap IDD. Yang paling ditakutkan dari kekurangan yodium ini adalah meningkatnya kematian bayi beberapa saat setelah dilahirkan dan perkembangan otak yang terhambat (neonatal hypotyroidsm). Faktor yang berperan dalam kejadian IDD diantaranya adalah adanya hubungan idoium dengan zat lain misalnya thyosianat dan selenium (Thaha dkk, 2001) Tulisan dibawah ini akan membahas lebih lanjut hubungan tersebut.
A. Selenium
Ketersediaan selenium yang kurang pada tanah diduga juga mengandung rendah yodium pada tanah yang sama. Untuk sementara interaksi antara yodium dan selenium dalam proses penyerapan belum ada. Kalaupun ada interkasi ini sangat kompleks dan terkait dengan fungsi fungsi selenium dalam selenoprotein. Pada binatang percobaan ditemukan bahwa kurang selenium meningkatkan kadar T3 di jantung, sehingga dapat menimbulkan peningkatan denyut jantung dan palpasi. Selenoprotein yang juga terlibat dalam interaksi metabolisme yodium ialah iodotyronine deiodinase  yang berfingsi merubah  thyroxine (T4) menjadi bentuk aktif dari hormon thyroid triiodothyronine (T3) (Satoto, 2001).. Enzym tersebut merupakan selenium-dependent enzymes selain merupakan katalisator utama dalam perubahan thyroxin (T4) menjadi triiodotyronine (T3) juga merupakan katalisator yang merubah dari T3 menjadi T2 untuk mempertahankan level T3 (www.orst.edu/depth/lpi/infocentre/minerals/iodine).
Selain itu, salah satu contoh dari selenoprotein yang berhunbungan dengan metabolisme yodium adalah glutathione peroxidase, berfungsi sebagai antioksidan utama dalam tubuh manusia dan binatang (Satoto, 2001). Dengan adanya gambaran diatas, jelas bahwa akibat dari kekurangan selenium asupan T3 dalam sel tubuh juga menurun.
B. Thiosianat
Tiosiant dikenal sebagai zat goitrogenik yaitu zat yang dapat menghambat transport aktif yodium dalam kelenjar tiroid dan yang paling potential dari zat goitrogenik yang lain. Menurut  Bourdoux (1993) dalam Thaha (2001), thyocianat adalah komponen yang utama pada kelompok zat goitrogenik yang dapat mewakili asupan kelompok goitrogenik melalui makanan. Delanggu dalam Thaha (2001) melaporkan bahwa disuatu populasi bila perbandingan antara eksresi yodium dan tiosianat dalam urin (ug/g) kurang dari 3, maka daerah tempat populasi itu berada mempunyai resiko yang potensial untuk terjadinya gondok endemik. Makin kecil perbandingan antara eksresi yodium dan thyiosinat dalam urin maka semakin tinggi tingkat endemisitasnya. Namun demikian, menurut Larsen dan Ingbar dalam Thaha (2001), hambatan oleh pengaruh tiosinat hanya efektif bila konsentrasi yodium plasma normal atau rendah.
Penelitian di Pulau Seram Barat, Seram Utara dan pulau Banda menunjukkan adanya perbedaan ekresi thyocianat yang bermakna antara daerah endemik GAKY dan daerah non-endemik GAKY yang mana kandungan thyosianat tinggi pada daerah kontrol dibandingkan daerah kasus. Hal ini bertentangan dengan dugaan bahwa kandungan thiosinat yang tinggi akan dijumpai pada daerah gondok endemik. Data dari P. Buru menujukkan nilai eksresi tiosianat yang paling tinggi dibanding dengan tiga daerah lain sehingga menyebabkan tingginya nilai tiosinanat di urin pada kelompok kontrol. Akan tetapi rasio eksresi yodium dan eksresi tiosinat pada urin daerah yang endemik menunjukkan lebih kecil dari pada daerah yang non endemik (Thaha, 2001) yang menandakan bahwa ratio yang semakin kecil menghasilkan resiko yang semakin besar terhadap gondok endemik
C. Besi
Besi adalah mineral yang paling banyak dipelajari dan diketahui oleh para ahli gizi dan kedokteran di dunia. Penemuan terakhir membuktikan bahwa kekurangan besi dapat menyebabkan terganggunya metabolisme tiroid dalam tubuh manusia. Penelitian yang dilakukan oleh Zimmermann dkk (2000) yang membagi kelompok anak anak yang menderita kekurangan yodium menjadi dua, yaitu anak yang menderita anak yang kekurangan iodine saja dan anak yang menderita kekurangan iodine dan besi. Pada kelompok pertama dan kedua, semua anak diberi 200 mg oral iodine dalam minyak. TSH (thyroid Stimulation Hormon, IU (iodine concentration), T4, dan volume kelenjar thyroid diambil pada awal dan minggu ke 1,5,10, 15 dan 30 minggu sesudah pemebrian. Sesudah 30 minggu pemberian iodine, bagi kelompok yang anaemia karena kekurangan besi diberikan tablet besi (ferrous sulphate) 60 mg secara oral 4 kali perminggu selama 12 minggu. Hasilnya menunjukkan bahwa pada minggu ke 30 setelah pemberian iodine kedua kelompok, terjadi penurunan volume rata-rata tiroid menurun dibandingkan dengan awal sebelum dilakukan pemberian iodine, masing masing 45.1% dan 21.8 % (p kecil 0.01).  Pada kelompok yang ke dua, penurunan volume tiroid lebih menurun bila dibandingkan dengan baseline, yaitu menjadi 34.8% pada minggu ke 50 dan 38.4 % pada minggu ke 65.  Hal ini menunjukkan bahwa suplementasi besi dapat meningkatkan kemampuan iodone dalam minyak pada anak anak yang kekurangan yodium. (Zimmermann, M et al, 2000)
D. Mineral and vitamin lain
Interaksi antara yodium dengan mineral and vitamin lain perlu diteliti lebih lanjut, baik secara laboratorium dengan menggunakan hewan percobaan maupun di lapangan terhadap manusia. Penelitian yang melkihat inetraksi secara langsung antara yodium dengan vitamin A pernah dilakukan namun perlu konfirmasi lebih lanjut. Penelitian oleh Van Stuijvenberg dkk, (1999) misalnya yang mengambil 115 anak di Afrika Selatan usia 6-11 tahun yang diberi biskuit selama 43 minggu sampai lebih dari 12 bulan dibandingkan dengan control. Biskuit mengandung besi, yodium, and betha carotene sedangkan control adalah biskuit yang tidak difortifikasi. Pada akhir intervensi, terlihat pada tidak ada perbedaan perubahan dalam pengecilan kelenjar tiroid anak anak secara signifikan, Akan tetapi terjadi penurunan jumlah anak anak yang mempunyai eksresi yodium yang rendah (100 ug/L) dari semula berjumlah 97.5% menjadi tinggal 5.4%. Peningkatan eksresi urin tersebut sangat signifikan  (p kecil 0.0001). (van Stuijvenberg dkk, 1999).
Daftar Pustaka
Golden MHN. Specific deficiency versus growth failure: Type I and type II nutritients. SCN News 1992;No. 12:10-14.
Satoto. Seleneium dan Kurang Iodium dalam Kumpulan Naskah Pertemuan Ilmiah Nasional Gangguan Akibat Kurang Yodium (GAKY) 2001 editor Djokomoeljanto, dkk. Semarang, Badan penerbit Universitas Diponegoro. 2001
ICCIDD, UNICEF, WHO. Assessment of Iodine Deficiency Disorders and Monitoring their Elimination. A guide for Programme managers. 2nd Ed. Geneva, 2002.
Thaha, Razak; Dachlan, Djunaidi M; Jafar, Nurhaedar, Jafar. Analisis faktor resiko “coastal goiter” dalam Kumpulan Naskah Pertemuan Ilmiah Nasional Gangguan Akibat Kurang Yodium (GAKY) 2001 editor Djokomoeljanto, dkk. Semarang, Badan penerbit Universitas Diponegoro. 2001
Van Stuijvenberg, M Elizabeth et al. Effect of iron-, iodine-, and b carotene-fortified biscuits on the micronutrient status of primary school children: a randomized controlled trial. Am  J Clin Nutr 1999; 69: 497-503
Zimmermann M, et al. Iron supplementation in goitrous, iron-deficient children improves their response to oral iodized oil. Eur J Endocrinol 2000; 142(3):217-22

Kamis, 05 Januari 2012

Kanker Hati

kanker hati
Kanker hati adalah kanker yang terjadi pada sel – sel kanker. Hati yang terkena kanker akan membesar seperti bola kaki yang letaknya pada bagian atas kanan abdomen, dibawah diafragma dan di atas perut.
Tipe Kanker Hati
Hati merupakan salah satu organ vital di dalam tubuh yang berperan besar pada kelangsungan hidup seseorang. Fungsi paling penting dari hati adalah menyalurkan vitamin dan nutrisi ke seluruh tubuh, memproduksi protein yang akan membersihkan darah, dan mengeluarkan racun dari dalam tubuh.
Ada dua tipe kanker hati yang berpotensi menyerang hati:
1. Kanker Hati Primer
Penyakit Kanker Hati primer, yaitu kanker hati yang berasal dari sel – sel hati, dibagi berdasarkan jenis sel yang menjadi kanker. Jenis penyakit kanker hati tersebut adalah :
  • Hepatocellular carcinoma (HCC). Ini adalah jenis kanker hatiyang sering  dijumpai baik pada anak – anak maupun orang dewasa. Ini berawal dari hepatosit, tipe utama sel hati.
  • Cholangiocarcinoma. Jenis kanker ini berawal dari saluran kecil menyerupai ductus pada hati.
  • Hepatoblastoma. Jenis kanker hati yang jarang dan lebih sering pada anak – anak di bawah 4 tahun. Kebanyakan anak – anak yang mengalami hepatoblastoma sukses di obati
  • Angiosarcoma or hemangiosarcoma. Jenis penyakit kanker hati ini sangat jarang dan berawal dari pembuluh darah hati dan bertumbuh sangat cepat.
2. Kanker Metastasized
Kanker yang menyerang hati ini berasal dari sel-sel kanker yang terbentuk di organ lain. Ia menyerang hati karena prinsip kerja hati yang menyaring darah dari racun dan virus. Organ-organ yang menjadi tempat tumbuh sel kanker diantaranya: colon, pankreas, perut, dan dada.
Faktor Resiko Terserang Kanker Hati
Faktor resiko kanker hati adalah orang – orang yang memiliki resiko menderita penyakit kanker hati jika memiliki satu atau memiliki beberapa faktor tersebut. Faktor itu yaitu :
  • Jenis kelamin pria. Jenis kelamin pria lebih beresiko menderita penyakit kanker hati di bandingkan dengan wanita.
  • Infeksi kronis hepatitis B dan hepatitis C. Infeksi kronis oleh hepatitis B dan hepatitis C sangat beresiko menderita penyakit kanker hati.
  • Sirosis adalah kondisi struktur sel hati yang berubah menjadi jaringan parut sehingga tidak mampu menjalankan fungsinya. Sirosis banyak terjadi pada penderita hepatitis B dan hepatitis C dan peminum alkohol.
  • Penyakit hati turunan. Beberapa penyakit kanker hati keturunan dapat meningkatkan resiko terkena penyakit kanker hati di antaranya adalah hemochromatosis, autoimmune hepatitis dan penyakit Wilson.
  • Diabetes. Penderita diabetes memiliki resiko menderita penyakit kanker hati dibandingkan dengan orang yang tidak menderita diabetes.
  • Perlemakan hati non-alkohol. Akumulasi lemak pada hati dapat meningkatkan resiko munculnya penyakit kanker hati.
  • Konsumsi alkohol yang berlebihan. Mengonsumsi alkohol berlebihan dan terus menerus menyebabkan kerusakan sel – sel hati yang tidak bisa pulih kembali sehingga meningkatkan resiko menderita penyakit kanker hati.
  • Terpapar racun aflatoxin. Mengonsumsi makanan yang mengandung jamur yang menghasilkan racun aflatoxin beresiko menderita penyakit kanker hati.
  • Obesitas. Obsitas memiliki resiko untuk menderita penyakit kanker hati namun sangat jarang sekali.
Gejala dan komplikasi pada penderita penyakit kanker hati
Gejala yang sering ditunjukkan kadang tidak menunjukkan seseorang menderita penyakit kanker hati. Beberapa hal yang dirasa cukup menunjukkan seseorang kanker hati adalah sebagai berikut:
  • Ascites : Kondisi di mana liver mengalami akumulasi cairan sehingga mengganggu keseluruhan kinerja liver dan metabolisme tubuh.
  • Jaundice : Kulit menjadi berwarna kuning dan keseluruhan mata menjadi putih
  • Demam
  • Minggigil
  • Merasa lemah yang luar biasa
  • Nausea
  • Nyeri pada perut
  • Kehilangan gairah makan
  • Berat badan yang turun drastic
  • Nyeri pada punggung dan bahu
  • Urin yang berwarna gelap
  • Terjadi pendarahan di bagian dalam tubuh

Kamis, 22 Desember 2011

VITAMIN E

Vitamin E adalah nama umum untuk dua kelas molekul (tocopherol dan tocotrienol) yang memiliki aktivitas vitamin E
dalam nutrisi[1].
Vitamin E bukan nama untuk setiap satuan bahan kimia spesifik namun, untuk setiap campuran yang terjadi di alam yang menyediakan fungsi vitamin E dalam nutrition